Waspadai Osteoporosis: Penyakit Senyap yang Mengancam Tulang Anda

Waspadai Osteoporosis: Penyakit Senyap yang Mengancam Tulang Anda

Osteoporosis disebut juga penyakit pengeroposan tulang, seringkali dianggap sebagai silent disease karena dapat menyerang secara tiba-tiba tanpa adanya tanda khusus. Penyakit ini menyebabkan penurunan kepadatan dan kualitas tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan rentan terhadap patah. Pada tahap lanjut, osteoporosis dapat menyebabkan patah tulang hanya dari cedera ringan, seperti jatuh atau bahkan aktivitas sehari-hari.


Apa Penyebab Osteoporosis?

Osteoporosis terjadi ketika proses pembentukan tulang baru tidak seimbang dengan proses penyerapan tulang lama. Tubuh secara alami memperbarui tulang secara konstan, tetapi seiring bertambahnya usia, kemampuan tubuh untuk menghasilkan tulang baru melambat. Beberapa faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya osteoporosis meliputi:

  1. Usia: Kepadatan tulang mulai menurun setelah usia 30 tahun, dan risiko osteoporosis meningkat seiring bertambahnya usia.
  2. Jenis Kelamin: Wanita lebih rentan terkena osteoporosis, terutama setelah menopause karena penurunan kadar estrogen, hormon yang berperan dalam menjaga kepadatan tulang.
  3. Genetik: Riwayat keluarga yang memiliki osteoporosis meningkatkan risiko seseorang mengalaminya.
  4. Gaya Hidup: Kurangnya aktivitas fisik, kekurangan asupan kalsium dan vitamin D, serta kebiasaan merokok atau konsumsi alkohol berlebihan dapat mempercepat penurunan kepadatan tulang.
  5. Kondisi Medis Tertentu: Penyakit seperti hipertiroidisme, gangguan hormon, atau penggunaan obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid, dapat meningkatkan risiko osteoporosis.

Gejala Osteoporosis

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, osteoporosis sering kali tidak menunjukkan gejala awal. Namun, pada tahap lanjut, penderita mungkin mengalami:

  • Patah tulang, terutama di pergelangan tangan, pinggul, atau tulang belakang, dengan cedera ringan.
  • Nyeri punggung yang disebabkan oleh tulang belakang yang retak atau hancur.
  • Postur tubuh yang membungkuk atau punggung bungkuk (kyphosis).
  • Penurunan tinggi badan dari waktu ke waktu


Pencegahan Osteoporosis

Pencegahan osteoporosis harus dimulai sejak dini dengan menjaga kesehatan tulang melalui beberapa langkah berikut:

1.     Konsumsi Nutrisi Seimbang: Kalsium dan vitamin D sangat penting untuk kesehatan tulang. Sumber kalsium termasuk produk susu, sayuran hijau berdaun, dan ikan yang dimakan bersama tulangnya (seperti sarden). Vitamin D membantu penyerapan kalsium dan dapat diperoleh melalui paparan sinar matahari serta makanan seperti ikan berlemak dan kuning telur.

2.     Olahraga Teratur: Latihan beban, seperti berjalan, berlari, atau latihan kekuatan, dapat membantu menjaga kepadatan tulang. Aktivitas fisik juga membantu meningkatkan keseimbangan, yang dapat mengurangi risiko jatuh dan patah tulang.

3.     Hindari Gaya Hidup Tidak Sehat: Merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan dapat mempengaruhi kemampuan tubuh menyerap kalsium, sehingga meningkatkan risiko osteoporosis.

4.     Kendalikan Kondisi Kesehatan Lain: Penyakit yang mempengaruhi hormon atau penggunaan obat-obatan tertentu harus dikelola dengan baik untuk mengurangi dampaknya pada kesehatan tulang.


Risiko Jangka Panjang

Jika tidak ditangani, osteoporosis dapat menyebabkan berbagai masalah serius. Patah tulang pinggul, misalnya, adalah salah satu komplikasi paling berbahaya dari osteoporosis, sering memerlukan pembedahan dan menyebabkan penurunan kualitas hidup. Patah tulang belakang juga dapat menyebabkan deformasi tubuh yang signifikan dan nyeri kronis.


Osteoporosis adalah penyakit yang umum terjadi seiring bertambahnya usia, terutama pada wanita pasca-menopause. Penyakit ini sering kali tidak terdeteksi hingga patah tulang terjadi, membuat pencegahan dan deteksi dini sangat penting. Sebagai langkah pencegahan sekaligus meminimalisir risiko komplikasi osteoporosis, dengan melakukan skrining atau pengecekan kepadatan tulang secara rutin. Gold standart pemeriksaan kepadatan tulang adalah dengan alat Bone Mineral Densitometry (BMD).


Jadwal Praktik Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam dilihat disini