TBC (Tuberkulosis) : Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

TBC (Tuberkulosis) : Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis, sering disingkat TB atau TBC, adalah penyakit menular yang dapat menginfeksi semua kalangan mulai dari bayi, anak-anak, remaja, sampai lansia. TBC utamanya menyerang paru-paru, namun juga dapat menyerang organ tubuh lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening,dan lainnya (Kemenkes, 2022).


Penyebab Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Meski TBC dikategorikan sebagai penyakit menular, penularan penyakit ini tidak secepat pilek dan flu (Kemenkes, 2022)


Gejala Tuberkulosis (TBC)

Pada TBC laten (tanpa gejala), penderita umumnya tidak mengalami gejala. Biasanya, penderita baru menyadari dirinya menderita tuberkulosis setelah menjalani pemeriksaan untuk penyakit lain. Sementara bagi penderita TBC aktif, gejala yang muncul dapat berupa :

  1. Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih).
  2. Batuk biasanya disertai dengan dahak atau batuk darah.
  3. Nyeri dada saat bernapas atau batuk.
  4. Sesak nafas
  5. Berkeringat di malam hari.
  6. Hilang nafsu makan.
  7. Penurunan berat badan.
  8. Demam dan menggigil.
  9. Kelelahan

Kemunculan gejala-gejala tersebut biasanya akan berbeda pada masing-masing orang. Sehingga antara satu dan lainnya tidak bisa dijadikan sebagai acuan. Namun, jika #SobatLava merasakan beberapa gejala di atas, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.


Penularan Tuberkulosis (TBC)

Penularan infeksi terjadi saat kuman TBC yang bertebaran di udara terhirup oleh orang lain. Saat penderita TBC batuk atau bersin tanpa menutup mulut atau menggunakan etika batuk yang benar, maka bakteri akan tersebar di udara dalam berntuk percikan dahak atau droplet. Sekali batuk, penderita dapat mengeluarkan 3.000 percikan dahak yang mengandung sampai 3.500 kuman Mycobacterium tuberculosis. Sedangkan sejaki bersin, penderita dapat mengeluarkan 4.000 s/d 1.000.000 kuman Mycobacterium tuberculosis. Saat terhirup oleh orang yang berada disekitarnya, bakteri tersebut masuk ke saluran pernapadan menuju paru-paru dan dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya.


Faktor Tuberkulosis (TBC)

Berikut faktor risiko kejadian (TBC):

a. Faktor riwayat TBC di dalam keluarga

Apabila salah satu anggota keluarga terpapar penyakit TBC maka kemungkinan anggota keluarga lainnya akan tertular. Penularan TBC di dalam keluarga terjadi karena seringnya berkontak langsung dengan penderita TBC yang tinggal dalam satu rumah.


b. Faktor perilaku

Perilaku penderita TBC yang sering membuang dahak sembarangan bisa mengakibatkan orang yang disekitarnya tertular karena bakteri TBC terdapat di dalam dahak penderita. Penderita TBC yang tidak menerapkan etika batuk dan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) di tempat tinggalnya dapat menularkan bakteri TBC kepada orang lain.


c. Faktor usia

Orang lanjut usia dan anak-anak memiliki resiko lebih tinggi terkena TBC karena sistem kekebalan tubuh yang kurang kuat sehingga lebih mudah terinfeksi TBC.


d. Merokok

Jika seseorang memiliki kebiasaan merokok maka orang tersebut lebih rentan tertular oleh bakteri TBC karena asap rokok dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh terutama di saluran pernafasan sehingga lebih mudah terinfeksi bakteri TBC


e. Kondisi lingkungan rumah

Rumah yang tidak memiliki pencahayaan yang baik dan kurang dimasuki cahaya matahari merupakan fakor yang bisa membuat bakteri TBC bertahan di lingkungan rumah. Selain itu, rumah yang tidak memiliki jendela yang memadai pun bisa membuat bakteri TBC semakin bertahan lama di dalam rumah. Faktor kondisi lingkungan rumah ini bisa semakin membahayakan apabila berada di perumahan yang padat penduduk.


f. Kepadatan Hunian

Hal ini bisa meningkatkan kejadian TBC dikarenakan semakin padat hunian yang ada semakin besar pula seseorang secara tidak langsung berkontrak dengan penderita TBC di dalam kawasan tempat tinggalnya.


Pengobatan Tuberkulosis (TBC)

Meski mempunyai risiko yang tinggi, namun TBC adalah penyakit yang masih bisa disembuhkan jika dapat terdeteksi dini dan melalui penanganan yang tepat. Biasanya, dokter akan menganjurkan untuk mengonsumsi obat selama 6-12 bulan. Obat TBC pada umumnya mengandung jenis antituberkulosis, yaitu antibiotik khusus yang digunakan untuk mematikan infeksi bakteri TB. Pengobatan ini terdiri dari 2 tahap yaitu intensif dan lanjutan.


Pencegahan Tuberkulosis (TBC)

a. Vaksinasi BCG

Vaksinasi BCG tidak mencegah terjadinya TBC namun dapat memberikan perlindungan pada anak dari penyakit TBC berat seperti TBC selaput otak dan TBC Tulang. Vaksinasi BCG sebaiknya diberikan pada umur 0-2 bulan.


b. Menerapkan perilaku hidup sehat

Perilaku hidup sehat dapat dilakukan dengan makan makanan yang bergizi seimbang., olahraga secara teratur, istirahat cukup dan tidak merokok


c. Menerapkan etika batuk

Tujuan menerapkan etika batuk untuk mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas. Berikut ini cara batuk dan bersin yang benar

  1. Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan tisu atau sapu tangan atau lengan dalam baju ketika batuk dan bersin.
  2. Segera buang tisu yang sudah di pakai ke tempat sampah
  3. Cuci tangan menggunakan air bersih dan sabun atau handsanitizer
  4. Gunakan masker


d. Tidak meludah sembarangan

e. Menggunakan masker saat berada di tempat ramai dan berinteraksi dengan penderita TBC serta mencuci tangan

f. Menjaga sirkulasi udara yang baik dengan cara membuka pintu dan jendela tiap pagi supaya rumah mendapatkan cukup sinar matahari dan udara segar.

g. Melakukan pemeriksaan secara berkala dan melaporkan apabila menumkan gejala-gejala TBC.


Demikian penjelasan mengenai penyakit TBC, jika sudah merasa ada gejala, segera kunjungi layanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan medis secara tepat.