Spesialis Onkologi Radiasi – Kombinasi Ilmu dan Teknologi untuk Lawan Kanker

Spesialis Onkologi Radiasi – Kombinasi Ilmu dan Teknologi untuk Lawan Kanker

Di balik keberhasilan terapi radiasi untuk kanker, ada peran krusial spesialis onkologi radiasi. Siapa mereka, dan bagaimana teknologi mutakhir seperti LINAC dan SBRT mengubah hidup pasien kanker? Simak selengkapnya!




1. Siapa Spesialis Onkologi Radiasi?

Spesialis onkologi radiasi adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam penggunaan terapi radiasi untuk mengobati kanker. Mereka bertanggung jawab merancang rencana pengobatan, menentukan dosis radiasi, dan memastikan keamanan pasien selama terapi. Tugas mereka mencakup kolaborasi dengan tim medis multidisiplin, seperti ahli bedah dan onkologi medis, untuk memberikan perawatan komprehensif.



Data Global Kanker di Indonesia


WHO melaporkan bahwa pada akhir 2020, jumlah pengidap kanker di Indonesia mendekati 400.000 kasus dengan angka kematian lebih dari 50%. Data ini menegaskan urgensi penanganan kanker yang efektif, termasuk melalui terapi radiasi.



2. Teknik Terapi Radiasi yang Inovatif

Radioterapi modern mengandalkan teknologi canggih untuk memaksimalkan efektivitas dan meminimalkan efek samping. Beberapa teknik utama meliputi:


3D-CRT (3D-Conformal Radiotherapy): Menyesuaikan bentuk radiasi dengan bentuk tumor untuk melindungi jaringan sehat.

IMRT (Intensity-Modulated Radiation Therapy): Mengatur intensitas radiasi sesuai batas tumor dengan presisi tinggi.

SBRT (Stereotactic Body Radiation Therapy): Memberikan dosis tinggi dalam 1-5 sesi untuk tumor kecil atau tidak dapat dioperasi, seperti kanker hati atau paru.

Brachytherapy: Menempatkan sumber radiasi di dalam tubuh dekat tumor, cocok untuk kanker prostat atau serviks.

Alat seperti LINAC (Linear Accelerator) memungkinkan terapi radiasi eksternal dengan akurasi sub-milimeter, sementara terapi proton menawarkan perlindungan ekstra untuk organ sensitif seperti hati




3. Jenis Kanker yang Ditangani

Spesialis onkologi radiasi mengobati berbagai jenis kanker, termasuk:


Kanker payudara, paru, dan prostat.

Kanker hati (dengan teknik SBRT atau TARE).

Limfoma, leukemia, dan tumor otak.

Kanker kepala-leher serta kolorektal.

Terapi radiasi juga digunakan untuk tujuan paliatif, seperti mengurangi nyeri pada kanker stadium lanjut




4. Inovasi Terkini dalam Onkologi Radiasi

Kemajuan teknologi terus meningkatkan hasil pengobatan:


Pencitraan 4D dan Deep Inspiratory Breath Hold (DIBH): Mengelola pergerakan tumor selama pernapasan untuk meningkatkan akurasi.

Terapi Proton: Menggunakan partikel proton untuk mengurangi paparan radiasi pada jaringan sehat, ideal untuk pasien dengan kondisi hati kronis.

Sistem Proteksi Radiasi: Penerapan SOP ketat dan alat pelindung diri (APD) untuk pekerja radiasi, sesuai standar BAPETEN.

5. Kapan Harus Berkonsultasi?

Pasien disarankan menemui spesialis onkologi radiasi jika:


Diagnosis kanker telah ditegakkan melalui biopsi atau pencitraan.

Memerlukan terapi adjuvan pascaoperasi untuk mencegah kekambuhan.

Mengalami gejala seperti nyeri kronis atau pertumbuhan tumor yang tidak terkendali.



Spesialis onkologi radiasi memainkan peran sentral dalam pengobatan kanker melalui terapi yang presisi dan aman. Dengan teknologi seperti LINAC, IMRT, dan SBRT, mereka mampu menargetkan sel kanker tanpa merusak jaringan sehat. Kolaborasi multidisiplin dan inovasi terus-menerus menjadikan terapi radiasi sebagai pilihan efektif, baik untuk tujuan kuratif maupun paliatif. Konsultasi dini dengan spesialis onkologi radiasi dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup pasien kanker.




Sumber:


WHO Global Cancer Observatory