Kanker Nasofaring: Mengenal Penyakit yang Sering Terlambat Terdeteksi
Kanker nasofaring sering disebut `silent killer` karena gejalanya mirip penyakit ringan. Kenali tanda-tandanya sebelum terlambat?terutama jika Anda tinggal di Asia Tenggara, di mana kasusnya termasuk tertinggi di dunia!
Kanker nasofaring (NPC) adalah keganasan yang muncul di nasofaring?area di belakang hidung yang menghubungkan rongga hidung ke tenggorokan. Meski tergolong langka secara global, NPC menjadi salah satu kanker paling umum di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Berdasarkan data Globocan 2020, Indonesia mencatat hampir 20.000 kasus baru setiap tahunnya, menjadikannya salah satu negara dengan insidensi tertinggi di dunia.
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab pasti NPC belum diketahui, tetapi beberapa faktor risiko utama telah teridentifikasi:
1. Infeksi Virus Epstein-Barr (EBV): Hampir 90% kasus NPC terkait dengan EBV. Virus ini merusak DNA sel nasofaring, memicu pertumbuhan abnormal.
2. Genetik dan Ras: Orang Tionghoa, Melayu, dan Asia Tenggara memiliki risiko lebih tinggi. Riwayat keluarga dengan NPC juga meningkatkan risiko.
3. Pola Makan: Konsumsi berlebihan makanan diawetkan (ikan asin, daging fermentasi) mengandung nitrosamin, senyawa karsinogenik yang merusak sel.
4. Lingkungan dan Gaya Hidup: Paparan asap rokok, alkohol, dan bahan kimia industri memperburuk risiko.
Gejala yang Sering Diabaikan
NPC sering tidak bergejala di stadium awal. Namun, tanda berikut patut diwaspadai:
- Benjolan di Leher: Akibat pembengkakan kelenjar getah bening (gejala paling umum).
- Gangguan Telinga dan Hidung: Telinga berdenging, pendengaran menurun, mimisan berulang, atau hidung tersumbat kronis.
- Neurologis: Sakit kepala hebat, penglihatan ganda, atau mati rasa wajah akibat penekanan saraf kranial.
- Gejala Sistemik: Penurunan berat badan drastis dan kelelahan tanpa sebab.
Pengobatan Modern untuk NPC
Terapi disesuaikan dengan stadium dan kondisi pasien:
1. Radioterapi: Metode utama untuk stadium awal. Efek samping seperti mulut kering dan kerusakan gigi perlu diantisipasi.
2. Kemoterapi: Digunakan kombinasi dengan radioterapi untuk kanker stadium lanjut.
3. Imunoterapi: Obat seperti pembrolizumab meningkatkan respons imun melawan sel kanker.
4. Operasi: Jarang dilakukan karena lokasi tumor yang kompleks, tetapi efektif untuk mengangkat kelenjar getah bening bermasalah.
Komplikasi dan Pencegahan
Komplikasi NPC meliputi gangguan pendengaran permanen, stroke, dan metastasis ke organ vital. Untuk mengurangi risiko:
- Hindari makanan diawetkan dan rokok.
- Perbanyak konsumsi sayur dan buah kaya antioksidan.
- Skrining rutin bagi yang memiliki riwayat keluarga NPC atau terinfeksi EBV.
Kanker nasofaring adalah ancaman serius, terutama di Asia Tenggara. Gejalanya yang samar sering menyebabkan keterlambatan diagnosis. Dengan memahami faktor risiko, gejala, dan pilihan terapi terkini, pasien dapat mengambil langkah preventif dan meningkatkan peluang kesembuhan. Edukasi publik tentang pentingnya skrining dini dan pola hidup sehat adalah kunci mengurangi beban penyakit ini.
Referensi Terpercaya:
- Kementerian Kesehatan RI Karsinoma Nasofaring pada Anak